Sabtu, 17 Oktober 2015

Bahan-Bahan Kedokteran Gigi



Dental Material adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bahan-bahan yang digunakan di kedokteran gigi, baik sifat-sifatnya maupun cara memanipulasi bahan tersebut. Terdapat banyak bahan-bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi. Salah satu dental material yang ada yaitu bahan cetak, bahan pengisi cetakan, dan bahan restorasi. Bahan-bahan tersebut diklasifikasikan lagi dalam beberapa jenis yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa dental material tersebut :


      1. BAHAN CETAK 


Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat replika stuktur oral yang ketika digunakan untuk mencetak harus dalam bentuk plastis. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu
(1) Bahan harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke dalam mulut.
(2) Bahan harus mengeras menjadi padat menyerupai karet dalam waktu tertentu selama di dalam mulut.
(3) Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut.
Salah satu bahan cetak yang sering digunakan yaitu alginat dan agar-agar yang termasuk dalam bahan cetak elastik hidrokoloid.

      1). Alginat
 
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaannya, harga yang relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan yang memuaskan. Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika dicampur dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk hidrokoloid ireversibel, yakni suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi-geligi.
Alginat dipakai untuk pencetakan pada pembuatan geligitiruan lengkap maupun sebagian lepasan, alat ortodontik, dan model studi. Akan tetapi, alginat tidak cukup akurat untuk pembuatan mahkota dan jembatan. 
         Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami penyusutan yaitu menguapnya air bila terjadi kenaikan suhu atau bila disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan alginat akan mengalami kontraksi. Cetakan alginat bersifat imbibisi dan sineresis. Karena rawan terjadi ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya perubahan dimensi yang dapat menyebabkan ketidakakuratan cetakan alginat.
         Temperatur penyimpanan dan kontaminasi kelembaban udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan yang sudah disimpan selama satu bulan pada 650C tidak dapat digunakan dalam perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau mengeras terlalu cepat. Simpan persediaan alginat pada lingkungan yang dingin dan kering.
         Untuk penyimpanannya, bahan cetak alginat dikemas dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam jumlah besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung lebih disukai karena mengurangi kontaminasi selama penyimpanan dan perbandingan air dengan bubuk lebih terjamin karena dilengkapi dengan takaran plastik untuk mengukur banyaknya air.

Alginat di dalam sendok cetak


                      
             2). Agar-Agar

Cetakan agar-agar adalah polisakarida kompleks yang diekstraksi dari rumput laut. Struktur molekul yang disederhanakan dan agar-agar dapat dilihat pada gambar. Umumnya  material  cetak  agar-agar  tersedia  dalam  bentuk  gel yang dikemas dalam tabung fleksibel (seperti wadah pasta gigi). Material cetak agar-agar digunakan untuk percetakan dalam gigi tiruan, mahkota, dan jembatan. Sifat-sifat dari cetakan ini yaitu :
(1) Reologi : cukup cair maka dapat mencetak detil permukaan
(2) Dapat melewati undercuts
(3) Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera diisi gips
(4) Kompatibilitas tergantung komposisi
(5) Tear resistance jelek
(6) Dapat dipakai ulang dan disterilisasi.
  
2. BAHAN PENGISI
 
Selain bahan cetakan, tentu saja diperlukan pula bahan untuk mengisi cetakan tersebut. Dental stone adalah produk gipsum yang digunakan sebagai bahan pengisi hasil cetakan agar mendapat bentuk model yang diinginkan. Dental stone didapat dengan memanaskan dehidrat menggunakan autoclave sehingga menghasilkan hemihydrates berbentuk partikel kecil dan seragam yang tentunya membawa sifat kurang porositi terhadap dental stone. Dihidrat yang dipanaskan ini dikenal juga sebagai alpha hemihydrate. Merupakan tipe 2 dalam standar ISO untuk bahan gypsum kedokteran gigi yang mempunyai bentuk kristal yang lebih padat berbanding bahan gypsum yang lain. Hasil yang didapat adalah lebih kuat dan lebih keras kerana bubuk alpha hemihidrate nya hanya membutuhkan sedikit air untuk proses pengerasan. Alpha hemihidrates juga kurang porous dan lebih halus berbanding produk plaster of paris sehingga menjadikannya sesuai untuk bahan pengisi dalam pembuatan model. Pada dental stone terdapat bahan pewarna namun bahan pewarna ini tidak mengganggu sifat dan karakteristik dental stone.

Dental Stone


     3. BAHAN RESTORASI
 
Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi yaitu membuang dan mencegah penyakit serta mengembalikan fungsinya. Perkembangan bahan restorasi gigi berlangsung pesat dengan adanya kemajuan teknologi dewasa ini. Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan gigi yang masih sehat. Bahan restorasi terdiri dari restorasi direk dan indirek.
Restorasi direk memiliki pengertian restorasi yang dilakukan langsung pada rongga mulut. Ciri khas bahan restorasi direk adalah bahan tersebut dimasukkan pada kavitas  gigi yang telah dipreparasi oleh dokter gigi ketika menghilangkan karies. Bahan restorasi direk meliputi amalgam, resin komposit, glass ionomer cement. Restorasi direk diindikasikan pada gigi dengan kerusakan yang belum cukup luas, sehingga struktur gigi yang masih ada dapat digunakan sebagai tempat meletakkan material restorasi tersebut.

                    1). Amalgam

Amalgam merupakan campuran beberapa logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga  dan  beberapa  logam  lainnya  yang  ditambahkan  untuk  meningkatkan  sifat fisik  dan  mekanis  amalgam. Sampai  saat  ini  amalgam  adalah  bahan  tumpatan  yang paling umum digunakan dan merupakan salah satu bahan tumpatan yang tertua. Amalgam memiliki sifat fisik yang dapat dilihat dari perubahan dimensi diakibatkan oleh faktor saat manipulasi. Amalgam  juga dapat menimbulkan  creep, korosi, tarnish, dan memiliki mekanisme perlekatan secara mekanis dengan gigi. Sifat lain yang dimiliki oleh amalgam adalah kekuatan tekan bahan tersebut yang  sangat besar sehingga dapat dipakai untuk waktu yang lama dan pada tekanan pengunyahan yang  besar.  Amalgam  memiliki  kelemahan  dalam  hal  estetik  karena  warna  bahan tambalan amalgam sangat kontras dengan warna gigi. Selain itu  kekhawatiran tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini.

Campuran dalam amalgam


Restorasi menggunakan amalgam


            2). Resin Komposit

Pengertian dari komposit adalah suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat kimia berbeda, dimana kedua bahan tersebut dapat berikatan satu sama lain sehingga diperoleh hasil akhir yang lebih baik. Resin komposit adalah suatu bahan tumpatan yang terdiri dari polimer ditambah dengan bahan pengisi keramik. Bahan restorasi resin komposit relatif mudah dimanipulasi sehingga sangat membantu dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi berlubang dan memberikan hasil yang memuaskan.
Resin komposit digunakan sebagai restorasi di gigi yang memerlukan estetik dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap logam. Penggunaan bahan adhesif resin komposit secara tepat sangat berperan dalam mencapai keberhasilan restorasi. Bahan restorasi ini mempunyai keuntungan yaitu warna restorasi yang sangat estetik, preparasi minimal, konduktivitas thermal yang rendah, dapat digunakan pada gigi anterior dan posterior, melekat pada struktur gigi dengan lekat dan dapat diperbaiki.  Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi posterior berkembang sangat pesat karena keinginan pasien untuk mendapatkan restorasi yang sewarna dengan gigi.
Ada beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan resin komposit. Salah satunya adalah daerah operasi yang sulit dikontrol kelembapannya sehingga dapat mengganggu perlekatan bahan tersebut dengan struktur gigi yang dapat menimbulkan kebocoran pada tepi restorasi, terbentuk celah (gap) akibat kontraksi polimerisasi pada resin komposit yang dapat mengurangi kerapatan tepi dan timbulnya rasa sakit setelah penumpatan, terjadinya karies sekunder, dan tidak didapatnya titik kontak.
 
Restorasi Resin Komposit 1


Restorasi Resin Komposit 2


                    3). Glass Ionomer Cement

Glass ionomer merupakan salah satu bahan restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap paling biokompatibel. Bahan material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971 ini terdiri atas bubuk dan liquid, bubuknya berupa bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan liquidnya adalah asam poliakrilat. Material ini mampu berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan gigi, memiliki koefisien termal yang sama dengan dentin, dan dapat melepas fluoride yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder. Awalnya sifat fisik dari glass ionomer kurang baik dan indikasinya terbatas, maka pada akhir dekade tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan. Hasilnya adalah glass ionomer modifikasi resin. Glass ionomer jenis ini ditambah hidroksietilmetakrilat (HEMA) yang bersifat fotoinisiator. Penambahan komponen ini dapat meningkatkan sifat fisik dan estetik.
Keuntungan dari glass ionomer cement adalah bahan ini  dapat  merekat  ke  jaringan  keras  gigi  secara  kimia  dengan  cara  pertukaran  ion, biokompatibel,  antikariogenik,  dan  memiliki  warna  tumpatan  yang  sewarna  dengan gigi.  Kelemahan  bahan  ini  yaitu  rapuh  dan  mudah  aus,  ketahanan  pemakaian  yang rendah,  dan  sensivitas  air  pada  waktu  pengerasan  memberikan  efek  terhadap  sifat fisik dan estetik.
Berdasarkan penggunaannya ada tiga jenis semen ionomer kaca. Tipe pertama digunakan untuk luting semen yang mempunyai ciri-ciri: lapisan tipis dan setting yang cepat; tipe kedua digunakan untuk bahan tumpatan; tipe ketiga digunakan untuk lining semen dan fissure  sealant yang mempunyai ciri-ciri viskositas yang rendah dan setting yang cepat. Semen  ionomer kaca yang digunakan sebagai restorasi ada dua macam yaitu untuk daerah yang menerima tekanan kunyah yang ringan dan mementingkan estetis; serta untuk daerah yang menerima tekanan kunyah yang besar tetapi estetiknya kurang baik.

Glass Ionomer Cement Restoration

Saat ini tidak ada satupun bahan tumpatan direk yang ideal, suatu bahan tumpatan direk hanya dapat memberikan hasil yang optimal jika digunakan sesuai indikasinya serta dimanipulasi dengan cara yang benar. Indikasi penggunaan bahan tumpatan, sifat-sifat bahan tumpatan, keunggulan dan kelemahan masing-masing bahan tumpatan, serta kemampuan klinis seorang dokter gigi merupakan faktor yang penting dalam pemilihan bahan tumpatan direk yang akan digunakan. Hal tersebut harus diketahui dan dimiliki oleh seorang dokter gigi.

Demikian bahan-bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Baik dalam pembuatan cetakan gigi, restorasi gigi, dan lain-lain. Masih terdapat banyak bahan lainnya. Namun, diharapkan ulasan singkat ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca.

SEKIAN

0 komentar:

Posting Komentar