Dental Material adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang bahan-bahan yang digunakan di kedokteran gigi, baik sifat-sifatnya
maupun cara memanipulasi bahan tersebut. Terdapat banyak
bahan-bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi. Salah satu dental material yang ada yaitu bahan cetak, bahan pengisi cetakan, dan bahan restorasi.
Bahan-bahan tersebut diklasifikasikan lagi dalam beberapa jenis yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa dental material
tersebut :
1. BAHAN CETAK
Bahan cetak dalam kedokteran gigi
digunakan untuk membuat replika stuktur oral yang ketika digunakan untuk mencetak
harus dalam bentuk plastis. Untuk
menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu
(1) Bahan
harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental
untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke dalam
mulut.
(2) Bahan
harus mengeras menjadi padat menyerupai karet dalam waktu tertentu selama di
dalam mulut.
(3) Cetakan
yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut.
Salah satu bahan cetak yang sering digunakan yaitu alginat dan agar-agar yang termasuk dalam bahan cetak elastik hidrokoloid.
Alginat merupakan bahan cetak yang
penggunaanya paling luas dalam kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan
penggunaannya, harga yang relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta
keakuratan yang memuaskan. Garam
asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika dicampur dengan air dalam
proporsi yang tepat akan membentuk hidrokoloid ireversibel, yakni suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi-geligi.
Alginat dipakai untuk pencetakan pada
pembuatan geligitiruan lengkap maupun sebagian lepasan, alat
ortodontik, dan model studi. Akan tetapi, alginat tidak cukup akurat untuk
pembuatan mahkota dan jembatan.
Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami penyusutan yaitu menguapnya air bila terjadi kenaikan suhu atau bila disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan alginat akan mengalami kontraksi. Cetakan alginat bersifat imbibisi dan sineresis. Karena rawan terjadi ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya perubahan dimensi yang dapat menyebabkan ketidakakuratan cetakan alginat.
Temperatur penyimpanan dan kontaminasi kelembaban udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan yang sudah disimpan selama satu bulan pada 650C tidak dapat digunakan dalam perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau mengeras terlalu cepat. Simpan persediaan alginat pada lingkungan yang dingin dan kering.
Untuk penyimpanannya, bahan cetak alginat dikemas dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam jumlah besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung lebih disukai karena mengurangi kontaminasi selama penyimpanan dan perbandingan air dengan bubuk lebih terjamin karena dilengkapi dengan takaran plastik untuk mengukur banyaknya air.
Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami penyusutan yaitu menguapnya air bila terjadi kenaikan suhu atau bila disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan alginat akan mengalami kontraksi. Cetakan alginat bersifat imbibisi dan sineresis. Karena rawan terjadi ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya perubahan dimensi yang dapat menyebabkan ketidakakuratan cetakan alginat.
Temperatur penyimpanan dan kontaminasi kelembaban udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan yang sudah disimpan selama satu bulan pada 650C tidak dapat digunakan dalam perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau mengeras terlalu cepat. Simpan persediaan alginat pada lingkungan yang dingin dan kering.
Untuk penyimpanannya, bahan cetak alginat dikemas dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam jumlah besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung lebih disukai karena mengurangi kontaminasi selama penyimpanan dan perbandingan air dengan bubuk lebih terjamin karena dilengkapi dengan takaran plastik untuk mengukur banyaknya air.
Alginat di dalam sendok cetak |
2). Agar-Agar
Cetakan agar-agar
adalah polisakarida kompleks yang diekstraksi dari rumput laut. Struktur
molekul yang disederhanakan dan agar-agar dapat dilihat pada gambar. Umumnya material
cetak agar-agar tersedia
dalam bentuk gel yang dikemas dalam tabung fleksibel
(seperti wadah pasta gigi). Material cetak agar-agar digunakan untuk percetakan
dalam gigi tiruan, mahkota, dan jembatan. Sifat-sifat dari cetakan ini yaitu :
(1) Reologi : cukup cair maka dapat mencetak detil
permukaan
(2) Dapat melewati undercuts
(3) Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus
segera diisi gips
(4) Kompatibilitas tergantung komposisi
(5) Tear resistance jelek
(6) Dapat dipakai ulang dan disterilisasi.
2. BAHAN PENGISI
Selain bahan
cetakan, tentu
saja diperlukan
pula bahan untuk mengisi cetakan tersebut. Dental stone adalah produk gipsum yang digunakan
sebagai bahan pengisi hasil cetakan agar mendapat bentuk model yang diinginkan.
Dental stone didapat dengan memanaskan dehidrat menggunakan autoclave sehingga
menghasilkan hemihydrates berbentuk partikel kecil dan seragam yang tentunya
membawa sifat kurang porositi terhadap dental stone. Dihidrat yang dipanaskan
ini dikenal juga sebagai alpha hemihydrate. Merupakan tipe 2 dalam standar ISO
untuk bahan gypsum kedokteran gigi yang mempunyai bentuk kristal yang lebih
padat berbanding bahan gypsum yang lain. Hasil yang didapat adalah lebih kuat
dan lebih keras kerana bubuk alpha hemihidrate nya hanya membutuhkan sedikit
air untuk proses pengerasan. Alpha hemihidrates juga kurang porous dan lebih
halus berbanding produk plaster of paris sehingga menjadikannya sesuai untuk
bahan pengisi dalam pembuatan model. Pada dental stone terdapat bahan pewarna
namun bahan pewarna ini tidak mengganggu sifat dan karakteristik dental stone.
Dental Stone |
Bahan restorasi berfungsi untuk
memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi
yaitu membuang dan mencegah penyakit serta mengembalikan fungsinya.
Perkembangan bahan restorasi gigi berlangsung pesat dengan adanya kemajuan
teknologi dewasa ini. Pemilihan bahan restorasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi,
estetik, dan bentuk jaringan gigi yang masih sehat. Bahan restorasi terdiri dari restorasi direk dan
indirek.
Restorasi direk memiliki pengertian
restorasi yang dilakukan langsung pada rongga mulut. Ciri khas bahan restorasi
direk adalah bahan tersebut dimasukkan pada kavitas gigi yang telah dipreparasi oleh dokter gigi
ketika menghilangkan karies. Bahan restorasi direk meliputi amalgam, resin
komposit, glass ionomer cement. Restorasi direk diindikasikan pada gigi dengan
kerusakan yang belum cukup luas, sehingga struktur gigi yang masih ada dapat
digunakan sebagai tempat meletakkan material restorasi tersebut.
1). Amalgam
Amalgam merupakan campuran beberapa
logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga
dan beberapa logam
lainnya yang ditambahkan
untuk meningkatkan sifat fisik
dan mekanis amalgam. Sampai saat
ini amalgam adalah
bahan tumpatan yang paling umum digunakan dan merupakan
salah satu bahan tumpatan yang tertua. Amalgam memiliki sifat fisik yang dapat
dilihat dari perubahan dimensi diakibatkan oleh faktor saat manipulasi.
Amalgam juga dapat menimbulkan creep, korosi, tarnish, dan memiliki mekanisme
perlekatan secara mekanis dengan gigi. Sifat lain yang dimiliki oleh amalgam
adalah kekuatan tekan bahan tersebut yang
sangat besar sehingga dapat dipakai untuk waktu yang lama dan pada
tekanan pengunyahan yang besar. Amalgam
memiliki kelemahan dalam
hal estetik karena
warna bahan tambalan amalgam
sangat kontras dengan warna gigi. Selain
itu kekhawatiran tentang toksisitas
amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat
dibicarakan sampai saat ini.
Campuran dalam amalgam |
Restorasi menggunakan amalgam |
2). Resin Komposit
Pengertian dari komposit adalah
suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat
kimia berbeda, dimana kedua bahan tersebut dapat berikatan satu sama lain
sehingga diperoleh hasil akhir yang lebih baik. Resin komposit adalah suatu
bahan tumpatan yang terdiri dari polimer ditambah dengan bahan pengisi keramik.
Bahan restorasi resin komposit relatif mudah dimanipulasi sehingga sangat
membantu dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi berlubang dan memberikan
hasil yang memuaskan.
Resin komposit digunakan sebagai
restorasi di gigi yang memerlukan estetik dan restorasi pada pasien yang alergi
atau sensitif terhadap logam. Penggunaan bahan adhesif resin komposit secara
tepat sangat berperan dalam mencapai keberhasilan restorasi. Bahan restorasi
ini mempunyai keuntungan yaitu warna restorasi yang sangat estetik, preparasi
minimal, konduktivitas thermal yang rendah, dapat digunakan pada gigi anterior
dan posterior, melekat pada struktur gigi dengan lekat dan dapat
diperbaiki. Penggunaan resin komposit
sebagai bahan restorasi gigi posterior berkembang sangat pesat karena keinginan
pasien untuk mendapatkan restorasi yang sewarna dengan gigi.
Ada beberapa keadaan yang tidak
dapat ditoleransi oleh bahan resin komposit. Salah satunya adalah daerah
operasi yang sulit dikontrol kelembapannya sehingga dapat mengganggu perlekatan
bahan tersebut dengan struktur gigi yang dapat menimbulkan kebocoran pada tepi
restorasi, terbentuk celah (gap) akibat
kontraksi polimerisasi pada resin komposit yang dapat mengurangi kerapatan tepi
dan timbulnya rasa sakit setelah penumpatan, terjadinya karies sekunder, dan
tidak didapatnya titik kontak.
Restorasi Resin Komposit 2 |
3). Glass Ionomer Cement
Glass
ionomer merupakan salah satu bahan restorasi
yang sering digunakan karena material ini dianggap paling biokompatibel. Bahan
material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971
ini terdiri atas bubuk dan liquid, bubuknya berupa bubuk kaca
fluoroaluminosilikat dan liquidnya adalah asam poliakrilat. Material ini mampu
berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan gigi, memiliki koefisien termal
yang sama dengan dentin, dan dapat melepas fluoride
yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder. Awalnya sifat
fisik dari glass ionomer kurang baik
dan indikasinya terbatas, maka pada akhir dekade tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan.
Hasilnya adalah glass ionomer modifikasi
resin. Glass ionomer jenis ini
ditambah hidroksietilmetakrilat (HEMA) yang bersifat fotoinisiator. Penambahan
komponen ini dapat meningkatkan sifat fisik dan estetik.
Keuntungan dari glass ionomer
cement adalah bahan ini dapat merekat
ke jaringan keras
gigi secara kimia
dengan cara pertukaran
ion, biokompatibel,
antikariogenik, dan memiliki
warna tumpatan yang
sewarna dengan gigi. Kelemahan
bahan ini yaitu
rapuh dan mudah
aus, ketahanan pemakaian
yang rendah, dan sensivitas
air pada waktu
pengerasan memberikan efek
terhadap sifat fisik dan estetik.
Berdasarkan penggunaannya ada tiga
jenis semen ionomer kaca. Tipe pertama digunakan untuk luting semen yang
mempunyai ciri-ciri: lapisan tipis dan setting yang cepat; tipe kedua digunakan
untuk bahan tumpatan; tipe ketiga digunakan untuk lining semen dan fissure sealant yang mempunyai ciri-ciri viskositas
yang rendah dan setting yang cepat. Semen
ionomer kaca yang digunakan sebagai restorasi ada dua macam yaitu untuk
daerah yang menerima tekanan kunyah yang ringan dan mementingkan estetis; serta
untuk daerah yang menerima tekanan kunyah yang besar tetapi estetiknya kurang
baik.
Glass Ionomer Cement Restoration |
Saat ini tidak ada satupun bahan
tumpatan direk yang ideal, suatu
bahan tumpatan direk
hanya dapat memberikan hasil yang optimal jika digunakan sesuai indikasinya
serta dimanipulasi dengan cara yang benar. Indikasi penggunaan bahan tumpatan,
sifat-sifat bahan tumpatan, keunggulan dan kelemahan masing-masing bahan tumpatan,
serta kemampuan klinis seorang dokter gigi merupakan faktor yang penting dalam
pemilihan bahan tumpatan direk
yang akan digunakan. Hal tersebut harus diketahui dan dimiliki oleh seorang
dokter gigi.
Demikian bahan-bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Baik dalam pembuatan cetakan gigi, restorasi gigi, dan lain-lain. Masih terdapat banyak bahan lainnya. Namun, diharapkan ulasan singkat ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca.